Pembantu Dekan II : “Harapan Saya, ya, Dibagiratakan Saja” - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Senin, 21 Januari 2013

Pembantu Dekan II : “Harapan Saya, ya, Dibagiratakan Saja”

Lokakarya: Peserta Lokakarya Berebut untuk Mengaspirasikan
Hak Pendapatnya Mengenai Pembagian Uang IOMA
 Rabu, (10/10) akhirnya terlaksana Lokakarya yang telah tertunda dua kali. Acara wajib ini tetap berjalan walau hanya dihadiri oleh PD II yang mewaliki PD III karena sakit. Acara dibuka oleh sekretaris BEM dan disahkan oleh PD II. Dalam sambutan yang disampaikan, beliau menyarankan agar pembagian ini diratakan agar tidak terjadi gesekan-gesekan sosial antar mahasiswa.
Saat peserta Lokakarya menyimak laporan keuangan IOMA dari BPK terdapat banya kesalahan pengeketikan. Banyak kerancuan sehingga para peserta banyak mempertanyakan perihal hal ini kepada BEM.
Pertanyaan dimulai dari peserta perwakilan UKMF Musik tentang jumlah dana akhir pembayaran IOMA. Jumlah dana total yang tercatat untuk tahun 2012 ini adalah Rp.71.853.000.-. dana inilah nantinya yang akan dibagi kepada 10 HMPS dan 6 UKMF.
Pembicaraan dimulai dengan usulan dari BPK membagi dana seluruhnya menjadi 16 bagian. Usulan ini langsung ditolak oleh salah satu perwakilan UKM karena dianggap   BEM telah melangkahi kapasitasnya sebagai fasilitator  sehingga usulan itu segera dihapus oleh BEM. 
Pembicaraan mengenai standar indikator jumlah dana yang dibagikan juga tak kalah alotnya dari pembicaraan yang awal. Ketua HMPS Bastrindo, M.Zahid, mengawalinya dengan usulan konkret harus adanya indikator yang jelas  agar proses ini terarah serta indikator yang merujuk pada asas IOMA itu sendiri, yakni IOMA dari dan untuk mahasiswa.
Salah satu UKMF mempertanyakan tentang dana DPP-SPP yang isunya dana tersebut bisa digunakan oleh HMPS sehingga dana IOMA tidak boleh di samaratakan antara UKMF dan HMPS. PD II membahas masalah dana DPP-SPP. Beliau memaparkan bahwa dana DPP-SPP dibagikan hanya untuk keperluan BEM dan DPM tidak untuk UKMF dan HMPS hal tersebut berlaku untuk semua fakultas di Unram, dan untuk nominal yang diterima oleh BEM dan DPM tergantung pemasukan karena setiap tahun nominal yang diterima tidak sama, dan untuk kebutuhan Ormawa diambil dari dana IOMA.
PD II berpendapat, “bagaimana kalau uang IOMA dibagi rata untuk HMPS dan UKMF? dan proposal sebaiknya disesuaikan dengan dana yang ada, fakultas akan memberikan bantuan yang bersifat relatif dana tersebut berasal dari dosen yang mengadakan penelitian,” jelasnya.
Salah satu perwakilan UKMF Mapala menuturkan bahwa tahun kemarin Kasubbag Kemahasiswaan menjelaskan adanya perbedaan dana yang diperoleh UKMF dan HMPS. HMPS Statement mengatakan bahwa dana IOMA sebaikanya di sama ratakan antara UKMF dan HMPS  untuk mendapatkan asas keadilan.
Ketua BPK kembali angkat suara dia menuturkan karena dana IOMA yang terbatas untuk mencari dana diluar IOMA dituntuk agar masing-masing Ormawa menggunakan kreatifitasnya masing-masing.
PD II mulai terlihat bingung dengan kondisi tersebut karena belum juga menemukan titik temu, dan karena posisinya yang hanya menengahi bukan untuk menentukan. Terdapat beberapa opsi yang telah diajukan oleh UKMF dan HMPS. Opsi pertama dari HMPS PKn  masing-masing UKMF memperoleh dana 6 juta, untuk 3 HMPS (PGSD, Matematika, PKn) memperoleh dana  4,2 juta, sedangkan untuk HMPS yang bernaung sendiri memperoleh dana 3 juta.
Opsi berikutnya dari Ema, anggota HMPS PGSD; UKMF memperoleh dana 6 juta, PGSD 4,5 juta, PKN 3,5 juta dan untuk HMPS yang lain memperoleh 3 juta dengan alasan bahwa PGSD, PGSD Reguler Sore dan PGPAUD bernaung dalam satu HMPS yang sama sehingga dana yang diterima oleh PGSD harus berbeda dengan HMPS yang lain.
Akhirnya terpilih dua opsi yang telah disepakati dan disahkan oleh PD II. Opsi pertama menawarkan pembagian senilai Rp.5.309.000 untuk masing-masing UKMF dan HMPS mendapat Rp.4.000.000,- rata untuk semua HMPS dengan sisa dana Rp.1000,-.
Sementara opsi kedua menawarkan pembagian senilai Rp.6.000.000 untuk UKMF dan HMPS PGPAUD PGSD yang  bergabung diberi jatah Rp.4.500.000,- sedangkan  HMPS PKN dan Matematika  Rp.4.000.000 serta HMPS lain mendapat suntikan dana masing-masing Rp.3.000.000,- dan sisanya sejumlah Rp.3.355.000 sisa tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan yang tidak terduga.
Dengan berbagai pertimbangan akhirnya PD II diminta untuk menentukan pilihan pada kedua opsi tersebut. Pilihan PD II pun akhirnya jatuh pada opsi kedua yang dianggap paling hangat diperbincangkan oleh peserta diskusi. Dan akhirnuya opsi nomor dua disetujui oleh semua pihak.
Ketua BEM, Dani Alfatwari, setelah Lokakarya menuturkan, “acara ini sangat bersejarah terutama bagi saya pribadi, meskipun sempat terjadi hal-hal yang diluar dugaan panitia seharusnya mahasiswa berfikir jernih, saya atas nama BEM yang sebagi fasilitator mohon maaf jika terdapat hal-hal yang kurang berkenan ketika acara berlangsung. Harapan saya agar lokakarya berikutnya tidak terjadi hal-hal yang seperti ini lagi, saya sangat menyayangkan peristiwa tadi karena tidak mencerminkan jati diri mahasiswa yang intelek, semoga hal ini dapat dijadikan pembelajaran bagi kita semua.” (Suci/Ulfa)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar