Pendidikan Anak di Pengadangan Tak Asing Lagi di Telinga Masyarakat - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 23 Januari 2013

Pendidikan Anak di Pengadangan Tak Asing Lagi di Telinga Masyarakat

Masyarakat sudah mulai tanggap terhadap pentingya pendidikan anak. Tersedianya saran dan prasarana serta tunjangan biaya pendidikan, menumbuhkan minat masyarakat untuk menyekolahkan anak. Partisipasi anak harus dimotivasi dan melibatkan orang tua wali.

Pendidikan merupakan sarana penunjang untuk membangun negri,  masyarakat  mulai reaktif serta sadar akan arti penting pendidikan anak di sekolah. Dalam pengayaan dan bimbingan khususnya ditingkat sekolah dasar.
Minggu (11/11); Dipelosok desa terpencil yakni Desa Pengadangan, dari tahun ke tahun peserta didik kian bertambah dan bahkan tidak akan cukup untuk ditampung disetiap sekolah. “Memang pada awalnya ketika suatu sekolah dibangun. Para guru yang mencari peserta didik dan sekarang malah wadah untuk menampungnya yang tidak ada,” tutur Muhammad Insan Kariadi, salah guru di sekolah setempat.
Secara terpisah, Arsayu (57) selaku kepala SD 3 Pengadangan mengemukakan bahwa pendidikan dikalangan sekolah dasar sudah melalui proses pembelajaran yang cukup baik. “Metode-metode pembelajaran sudah maksimal dilakukan olah para tenaga pendidik sebab rata-rata guru di sekolah kami sudah menyandang predikat S1.
Sarana dan prasarana juga sudah cukup mendukung, seperti LCD proyektor, komputer untuk tenaga pendidik, Staf TU dan berbagai jenis fasilitas yang telah diterjunkan oleh pusat.
Yang menjadi kendala utama adalah penyerapan materi-materi ajar yang disampaikan oleh guru sedikit lamban untuk ditangkap siswa. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya minat baca bagi anak sehingga kurang tanggap dan daya konsentrasi siswa juga ikut terpengaruhi. Sehingga guru sedikit kesulitan dalam mengoperasikan dan memanfaatkan sarana yang ada. “Metode belajar yang menggunakan LCD cenderung sedikit gesit. Sehingga siswa dituntut cepat dan tanggap dalam menyerap materi,” tuturnya.
 Murid yang berasal dari pedalaman membutuhkan bimbingan yang khusus. Mereka masih kurang mampu menangkap pelajaran dengan cepat. Dalam hal ini pihak sekolah akan mengadakan temu wali murid dan memberikan kesadaran serta menegaskan agar pihak orang tua mau ikut berpartisipasi dalamm proses perkembangan pembelajaran anak.
“Murid yang berasal dari pelosok pelosok terpencil ini cenderung mempertahankan tindak tanduknya yang kurang etis,” imbuhnya. Beliau juga berharap agar para orang tua murid untuk ikut serta dalam mendidik anaknya untuk memberikan pengetahuan tentang bagaimana pentingnya pendidikan karena kalau hanya mengharapkan bimbingan dari sekolah saja waktunya tidak akan cukup, itu sebabnya  pembelajaran disekolah itu terbatas oleh waktu.
Biaya sekolah sudah di tanggung pemerintah melalui dana BOS dan itu sudah cukup membantu masyarakat dalam hal biaya sekolah.  tidak ada penjualan buku-buku paket dalam sekolah itu. Hanya saja buku tulis yang di beli sendiri oleh murid. Karena untuk biaya pembelian buku sudah di dapatkan dari dana BOS melalui usulan dari guru-guru disekolah tersebut  untuk membantu menunjang pembelajaran disekolah.
Peserta didik dibimbing sebagaimana mestinya, diayomi dan diberikan bekal jiwa sosial dari wawasan kebangsaan. setiap hari senin wajib melakukan apel bendera. Kegiatan ekstrakulikuler dari sekolah itu adalah marching band.
Kemudian tanggapan dari masyarakat tentang pendidikan di Desa Pengadangan tersebut sudah cukup baik dan mampu mengajar anak  mereka membaca dan menulis. Tentunya semoga tidak lepas dari pilar pendidikan; Ing ngarso sung tolodo, ing ngarso mangun madyo dan tutwuri handayani. (Lina, wina, Sahibul)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar