Tambang Pasir: Potensi yang Tak Terkelola - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 23 Januari 2013

Tambang Pasir: Potensi yang Tak Terkelola

Potensi desa pengadangan ternyata tidak hanya di bidang pertanian dan peternakan. Desa ini juga menyimpan potensi tambang batu dan pasir yang sangat besar. Namun potensi tersebut belum mampu dioptimalkan untuk pemerataan kesempatan kerja bagi warga setempat.

Besarnya potensi tambang batu dan pasir di Desa pengadangan ternyata belum mampu mengangkat taraf hidup warganya. Sebagian besar warga masih kerja serabutan karena bekerja sebagai penambang pasir tidak memiliki kejelasan masa depan sama sekali mengingat lokasi tambang rencananya akan ditutup oleh pemerintah kabupaten Lombok Timur karena tidak mengantongi izin.
Dari empat lahan tambang yang ada di desa Pengadangan  yaitu dusun Bawak Paok, Gubuk Timuk, Kuang Sawi, dan Lendag Bedug sendiri, hanya beberapa yang memilki surat izin. Menurut pengakuan Humaidi yang bekerja sebagai salah satu staf di kantor desa Pengadangan, pemerintah telah melakukan dua kali peringatan dan tiga kali penyuluhan perihal pertambangan, namun para penambang hanya merespon sesaat. Meski garis polisi menutupi area penambangan, beberapa hari kemudian area tersebut akan kembali di penuhi penambang.
Kenekatan warga untuk tetap menggali pasir karena tergiur daiHasil yang di dapat penpengahsilan yang akan didapatkan. Pengahsilan penambang perhari berkisar antara 200-300 ribu rupiah. Namun hasil tersebut tidaklah pasti dan sangat bergantung pada kondisi lahan tambang. Jika kebetulan mendapatkan lahan yang banyak pasir dan batunya maka pengahasilannya besar namun jika sebaliknya maka pengahasilan akan menurun.
Perkerjaan sebagai penambang pasir dilakoni sebagian warga sebagai profesi sampingan demi untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu penambang bernama Amaq Sulaem (60) mengaku meskipun ia memiliki sawah seluas 20 Are, ia telah bekerja di lahan tambang cukup lama. Jika ia hanya mengandalkan hasil panen dan tidak mencari kerja sampingan, maka ia dan keluarganya akan kesusahan memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

Resiko Tinggi

 Pekerjaan sebagai penambang batu dan pasir sangat berbahaya karena lokasi tambang yang merupakan tanah curam yang mudah longsor. Pada musim hujan biasanya kondisi lahan bertambah ekstrim. Tetesan hujan yang merembes di atas lahan tambang membuat beban tanah bertambah. Hal ini memicu terjadinya longsor yang dapat menimpa penambang yang sedang menggali batu di bawah di bawah tebing.
 Sejak dibuka pada tahun 90-an, salah satu lokasi tambang di dusun Lendang Bedug telah menelan enam korban jiwa. Empat orang meninggal dunia dan dua orang mengalami cacat fisik permanen.
Resiko kerja diperparah minimnya peralatan tamabang. Mereka tidak memiliki prosedur pengamanan sama sekali. Penambang hanya bekerja dengan alat sederhana dan  mengandalkan bunyi retakan sebagai pertanda tebing akan runtuh.
Namun kondisi ini tidak dihiraukan oleh para penambang karena mereka harus tetap melanjutkan hidup. Sudah semestinya pemerintah daerah lebih memperhatikan keadaan para penambang ini. Tindakan menutup lokasi tambang tanpa ada solusi lain bukanlah jalan keluar yang tepat. Sudah semestinya kekayaan alam desa pengadangan dikelola sebesar-besarnya demi kesejahteraan warganya.  (Azan, Lia, Heny)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar