Resensi - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Senin, 21 Januari 2013

Resensi

Menjadi Guru Berkarekter di Zaman Keblinger


Judul               : Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter)

Penulis             : Doni Koesoema A.
Penerbit           : PT. Grasindo – Jakarta
Cetakan I        : 2009
Tebal               : 215 halaman




Guru adalah agen yang menebarkan benih perubahan bagi siswa-siswanya di sekolah. Oleh karena itu para guru dituntut untuk peka terhadap berbagai perubahan yang terjadi di sekitarnya. Berbagai isu dan permasalahan remaja kekinian harus diikuti oleh guru agar dapat memberikan solusi kepada siswa. Sikap terbuka para guru ini mutlak dibutuhkan mengingat tuntutan kompleksitas masalah yang ada dan yang akan direspon oleh siswanya kelak.
Perkembangan teknologi juga semakin menjadi-jadi. Berbagai temuan teknologi baru terus bermunculan dan membawa perubahan terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Teknologi baru telah merubah pola komunikasi masyarakat. Ketika orang berkumpul mereka tidak lagi ramai dengan obrolan namun mereka sama-sama sibuk dengan gadget masing-masing. Teknologi juga merubah pendekatan dalam pendidikan. Berbagai teknogi telah memudahkan para guru untuk menyampaikan materi pembelajaran mereka dengan efektif dan menarik. Namun perubahan ini menuntut penguasaan teknologi dari para guru. Mereka harus peka dengan perkembangan teknologi sehingga pendekatan mereka dalam pembelajaran tidak monoton dan kuno. Bahkan tidak sesederhana itu saja, ciri guru ideal di era globalisasi seperti saat ini perlu tampil sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara sekaligus dan integral dalam mencerdaskan anak didiknya.
Guru juga berada di garda terdepan dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan nasional. Jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan maka mutlak dibutuhkan profesionalisme dari para guru. Merekalah yang menentukan apakah berbagai program yang dirancang oleh pemerintah berjalan atau tidak. Tanpa mereka berbagai rencana hanya akan menjadi rencana. Pemerintah bisa saja merancang kurikulum pendidikan yang paling canggih namun pada ujungnya gurulah yang menjadi penentu apakah kurikulum yang sudah dirancang tersebut berjalan atau tidak. Oleh karena itu peningkatan profesionalisme guru mutlak dibutuhkan.
Salah satu indikator utama unggul tidaknya sebuah sekolah adalah ditentukan dari faktor mutu guru. Guru dituntut memiliki profesionalisme di bidangnya. Artinya guru tidak hanya harus memiliki pengetahuan yang luas tentang bidang yang ajarnya, namun seluruh komponen yang berkaitan dengan pendidikan harus ada pada diri para guru itu sendiri. Hal itu pula didasarkan atas asumsi bahwa persoalan peningkatan mutu pendidikan tentu bertolak pada karakter seorang pendidik. Oleh sebab itu, semakin banyak guru yang berkualitas di suatu sekolah, tentu akan semakin berkualitas pulalah sekolah tersebut.http://ahmadmakki.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif?m=1207340914g
Secara menyeluruh buku “Pendidik Karakter di Zaman Keblinger (Mengembangkan Visi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter)” ini menjabarkan bagaimana semestinya menjadi bagian hakiki sebagai seorang guru garda terdepan dalam arus perubahan. Mengeksplorasi lebih mendalam bagaimana para guru dapat memahami hakikat perubahan itu sendiri. Pendidik yang mampu mengembangkan sebuah strategi untuk memulai, menerapkan dan melestarikan perubahan dalam dunia pendidikan dan masyarakat secara umum.
Cara mengajar yang sekedar duduk di depan kelas sesungguhnya menjadi tanda kurannya dinamisme sebagai seorang pendidik sejati. Bisa jadi ini hanya sebuah simbolis dan tidak mewakili sosok guru seutuhnya secara keseluruhan. Jika demikian adanya, seakan jauh rasanya seorang guru dapat menciptakan pembelajaran yang produktif dan profesional. Padalah guru juga memiliki tanggungjawab dalam memodifikasi proses integrasi dan optimalisasi sistem pendidikan di sekolah. Harapannya, dapat memberikan peran yang sangat signifikan bagi proses pembentukan kepribadian siswa yang kokoh yakni intelektual, moral dan spiritual.
Tidak banyak buku yang berorientasi pada bagaimana seorang pendidik seharusnya dapat menciptakan sistem pendidikan di sekolah yang efektif, praktis dan operasional seperti buku buah karya Doni Koesoema A. ini. Kerangka filosofis dalam berfikirnya dapat menggugah hati nurani yang sulit ditemukan pada buku-buku lain. Setidaknya hal ini bisa dibaca pada kerangka metodologis yang disajikan dengan lugas dan populer serta praktis yang ditawarannya guna dapat dikembangkan oleh para pendidik kontemporer.
Meskipun tampaknya guru sulit untuk dapat berubah dalam waktu singkat, namun guru terlanjur mengemban peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku perubahan. Guru bukan sekedar pelaku perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial dalam masyarakat. Lebih dari itu, guru memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter suatu masyarakat. Bukan sekedar mengubah hidup siswa, namun juga memperkokoh kepribadian siswa yang memiliki nilai-nilai sebagaimana yang diharapkan dalam masyarakat.
Melalui buku ini setidaknya Doni mengajak kepada semua guru agar dapat menjalankan tugas mulianya secara efektif dan profesional dalam menjalankan fungsinya mendidikan anak bangasa. Dengan kata lain, masa depan negeri ini tergantung kepada bagaimana guru dapat melahirkan individu-individu yang merdeka, matang, bertanggungjawab dan peka terhadap permasalah sosial di lingkungan sekitarnya di kemudian hari.
Sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan, guru seyogyanya dapat menjadi proses interaksi tidak hanya dalam proses pembelajaran, namun juga seharusnya lebih utuh dan komprehensif. Oleh karenanya guru harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis. Konon, pada zaman dulu posisi guru disejajarkan dengan kaum priyayi yang selalu duduk di deretan utama dalam berbagai hal. Guru juga sangat dihormati karena menjadi tokoh sentral ketika ada di masyarakat. Mereka menjadi sumber informasi dan pencerahan bagi pertanyaan yang dilontarkan oleh masyarakat.  Mungkinkah posisi guru masa silam terlahir kembali dimasa kini dan mendatang?
Setidaknya menurut buku ini, ha pertama yag harus dikembangankan untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional adalah dengan membentuk kepribadian guru. Pribadi yang harus dimiliki oleh guru di zaman globalisasi adalah guru yang berintegritas tinggi. Integritas guru merupakan sinergi antara kompetensi kepribadiaan dan kompetensi profesionalitas. Ciri guru ideal yang profesional dan berkualitas adalah jawaban mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar lagi untuk merubah paradigma buramnya wajah pendidikan nasional kita seperti saat ini. (Ahmad Aprillah)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar