Puisi - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Rabu, 23 Januari 2013

Puisi


BUSUK

Siang malam datang berganti
Di sudut tepi batas kota ini aku berdiri
Menanti sampai mungkin aku terkapar mati
Melihat semua yang terjadi dalam pekat kelam hidup ini
Apakah ada yang salah ?
Apakah kami yang salah ?
Sementara bedebah- bedebah busuk terus berleha-leha di atas kebusukan jasad kami
Siapakah yang busuk sebenarnya ?
Penjilat remah-remah ludahan orang-orang yang merasa tinggi,
Ataukah perut-perut besar penuh sesak oleh harta itu yang sebenarnya busuk ?
Aku tak tahu.
Sementara noda- noda hitam terus membelenggu dan menjerat leher kami
Bau pesing dan amis sudah jadi bagian hidup kami
Sampai kapan terus begini ?
Apakah sampai bangkai-bangkai kami menyatu dengan tanah ?
Ataukah sampai perut-perut rakus kalian itu sudah penuh dan tak dapat terisi lagi ?
Mungkin saat itu baru kalian sudi melihat ke arah kami.
Mungkin juga saat itu kami sudah terkapar mati
Aku tak tahu.
Januar Rizki


TEPIAN HARAPAN

Perlahan detik menjadi senja
Saat dimana sang mentari kembali pulang
Perlahan-lahan menjadi samar
Bergulir waktu di tepian harapan
Disini, aku duduk bertemankan hati yang ikut yang ikut tenggelam bersama mentari
Tenggelam meninggalkan wajah bumi
Wajah dimana kutemukan hadirmu
Sungguh ingin kutarik kembali sang mentari
Memutar kembali semua waktu yang sudah berlalu
Agar aku bisa tetap bersamamu
Namun mentari tak mau mengerti
Dan tetap pergi menemani sang waktu
Menyisakan bayangan gelap
Memisahkan sajak aku dan dirimu
Januar Wahyu Priyanto


UNTUKMU SAHABAT

Kian lama kita bersama
Berbagi rasa dalam tawa dan canda
Indahnya persahabatan kita
Telah mengukir kenang diatas dunia
Akankah karena cita-cita yang akan merubah semuanya
Senyummu hanya akan menjadi bayang di jauh sana
Tawa dan candamu hanya akan menjadi rindu di dada
Aku harap kelak ada setetes harapan    pada dirinya
Walau kita jauh dan berbeda
Aku tetap merindukanmu karena-Nya.
Azanul Islam 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar