Tajuk - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Senin, 21 Januari 2013

Tajuk

Mari Menunggu 6 November 2012

Telah lama dekan selalu menjadi tranding topic dalam pemeritaan LPM Pena Kampus. Berurut tiga bulein yang mengangkat beliau, bukan tanpa alasan. Jika dalam bulletin sebelumnya redaksi memunculkan pinta ketegasan, maka dalam edisi ini redaksi tinggal menunggu kepastian itu. Tanggal 6 November 2012 akan dilaksanakan pemilihan dekan baru.
Setelah jelas terpampang bahwa kursi dekan ternyata kosong selama enam bulan, terlihat pula keanehan –umumnya– yang dimainkan. Hingga dosen pun melakukan acara mimbar bebas demi menyalurkan aspirasi bersama dengan mahasiswa, walaupun hasilnya tak maksimal karena kebanyakan mahasiswa hanya duduk, berdiri, makan, dan menertawai aksi tersebut tanpa mau ambil pusing.
Aksi yang dilancarkan oleh dosen-dosen tersebut sedikit lucu terbaca di mata redaksi karena pada saat itu dekan sedang tidak di tempat. Namun niat dan usaha menutup segala kelucuan aksi tersebut.
            Dilihat dari pengalaman, dapat diambil positifnya. Bahwa pejabat kampus yang berhubungan dengan mahasiswa seharusnya penting untuk sesekali bergabung, duduk bersama dengan mahasiswa. Setidaknya sebagai ayah-anak yang biasa membicarakan hal-hal berasama.
            Terkait dengan tanggal 6 November yang menjadi tanggal pemilihan dekan baru kampus putih Unram ini, sebaiknya disegerakan saja. Sudah jelas banyak kerugian yang diakibatkan oleh kesantaian birokrasi ini.
            Sedikit menilik dari kiprah Mahsun yang banyak berjasa dalam pembangunan FKIP selama masa jabatannya, ide-ide kreatifnya, dan pengabdian mengajarnya. Hamper sedikit tak terbesit masalah birokrasi yang abu-abu. Namun, bagai dua sisi pisau, begitulah politik bermain.
            Setiap orang yang memiliki kedudukan yang semakin tinggi, maka ujian Tuhan juga akan semakin rajin berkunjung. Banyak yang pro dan kontra dengan posisi yang dijalankannya. Namun sekarang, apa itu masih bias ditolerir? Kampus butuh ketegasan, sebagaimana ia tegas menebas belantara di belakang kampus menjadi lapangan voli. Kini, saatnya Mahsun menerapkan ketegasan terhadap dirinya untuk kebaikan FKIP Universitas Mataram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar