Pudarnya Budaya Intelektual Mahasiswa - LPM Pena Kampus

Goresan Penamu Runtuhkan Tirani

Breaking

Sabtu, 23 Agustus 2014

Pudarnya Budaya Intelektual Mahasiswa

Siapakah mahasiswa? Sejak kapan mahasiswa memainkan perannya bagi negara? Mungkin salah satu atau dua dari pertanyaan ini tidak tersampaikan dalam Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) tahun ini.

Di Indonesia, mahasiswa memiliki peranan penting dalam mengubah sejarah dan perjalanan demokrasi bangsa. Mahasiswa muncul dan memainkan perannya bagi negara bersamaan dengan munculnya pendidikan tinggi di Indonesia. Sejarah mencatat peranan mahasiswa dalam fungsinya sebagai agen of change ( agen perubahan) dan social control (kontrol sosial). Berbeda dengan realitas mahasiswa saat ini yang memilih atau diarahkan kepada sikap apatis.

Dalam pengkondisian kampus saat ini, mahasiswa seolah-olah kehilangan roh untuk menjaga sikap kritis, kebenaran, dan rasio. Inilah babak baru dari persoalan kearah pragmatis yang kemudian memudarkan budaya sadar dalam berintelektual. Logika mahasiswa yang sebelumnya beorientasi kearah “perjuangan” justru memiliki kecenderungan sikap “pertukangan” yang rela dipekerjakan tanpa harus berpikir kritis. Dalam pemahaman ini, perguruan tinggi memegang peranan sebagai pemasok suku cadang “siap pakai” untuk memermudah roda ekonomi. Mahasiswa diarahkan kepada orientasi koognitif dan teknis belaka, tanpa mempertimbangan aspek sosial-kemanusiaaan.


OSPEK yang sebelumnya merupakan wadah pembentukan pandangan mahasiswa terhadap pergulatan sosial-kemanusiaan dan seluruh aspek kampus, kini hanya mitos belaka. Nyanyian hingga salam mahasiswa tidak lagi terdengung merdu dalam jiwa mahasiswa baru. Kemampuan beradaptasi terhadap identifikasi masalah, pemecahan masalah, dan sikap kritis lainnya ditenggalamkan oleh paradigma baru. skema ospek yang cenderung sentralistik mengakibatkan mahasiswa baru tidak dapat memandang dunia perkuliahan secara realistis. Pembatasan pandangan terhadap fenomena kampus menjadikan mahasiswa menjadi terbatas dalam pengembangan diri mereka.

Menjadi mahasiswa memiliki tanggung jawab tidak hanya pada diri sendiri, melainkan bagi masyarakat secara umum. Meneruskan budaya intelektual tidak hanya dengan duduk di dalam ruang kelas, melainkan duduk dan berdiskusi bersama seluruh lapisan masyarakat. Kita sebagai mahasiswa memiliki janji dan tanggung jawab untuk meneruskan budaya bernalar dan berintelektual di kampus atau di manapun kita berada.

Hidup Mahasiswa!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar